Jumat, 30 Mei 2008

KEMISKINAN

KEMISKINAN

Kemiskinan menjadi sangat familiar di telinga masyarakat sebagai persoalan global. Persoalan kemiskinan tetap menjadi masalah yang tidak juga terselesaikan. Masyarakat menjadi miskin karena minimnya kemudahan atau materi yang mereka dapat. Oleh karena itu kemampuan mereka untuk mempertahankan dirinya agar tetap dapat hidup menjadi sangat kecil. Cepat atau lambat jika kemiskinan tidak segera ditangani, akan muncul persoalan sosial akan semakin meluas dan menimbulkan kegelisahan yang luar biasa dari masyarakat.

Persoalan kemiskinan tidak hanya terjadi di perkotaan yang memang sangat mencolok adanya perbedaan antara yang kaya dan miskin. Di daerah perdesaan, kemiskinan juga tengah menjadi persoalaan yang selalu dikeluhkan. Tak jarang terdengar beragam peristiwa kekurangan pangan, anak-anak yang kurang gizi, bahkan ada yang meninggal karena tidak makan selama beberapa hari. Sungguh ironis kenyataan yang terjadi di sebuah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah ruah.

Kemiskinan di negara ini sepertinya merupakan kemiskinan “buatan” yang terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, telah mengkondisikan sebagian anggota masyarakatnya tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap berada dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, banyak orang kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.

Pemerintah yang selama ini diharapkan mampu menolong mereka dari persoalan itu belum memperlihatkan hasil yang nyata. Kebijakan para penguasa negara belum mampu mengatasi persoalan kemiskinan di negeri ini. Kebijakan pemerintah sepertinya hanya terfokuskan pada pertumbuhan pembangunan tanpa memperhatikan pemerataannya.

Kemiskinan bukanlah sebuah takdir. Kemiskinan masih dapat dirubah. Teori ekonomi mengatakan bahwa untak memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka diharapkan produktifitas akan meningkat.

Pemberdayaan masyarakat sebagai peningkatan keterampilan sumber daya manusia harus dimulai dari inisiatif masyarakat itu sendiri. Sebab merekalah yang dapat mengidentifiaksi masalah apa yang sebenarnya ada dalam dirinya. Kemudian pemerintah harus memfasilitasinya dengan kebijakan-kebijakan publik yang menyentuh kepentingan masyarakat itu sendiri.

Seperti program peningkatan kesehatan dan pendidikan. Program peningkatan kesehatan dan pendidikan adalah investasi untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih baik pada masa kini dan masa mendatang. Selama ini sepertinya melihat pendidikan dan kesehatan seperti kegiatan menghambur-hamburkan biaya. Buktinya, alokasi anggaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan, selama ini masih sangat kecil. Untuk pendidikan hanya dialokasikan anggaran sebesar 20%, itupun hingga saat ini belum terealisasi oleh pemerintah.

Negara berkonstitusi melindungi fakir miskin, tetapi kenyataannya justru sering menggusur, mengusir dan mengabaikannya. Banyak rakyat miskin yang membutuhkan pertolongan segera. Masih banyak anak-anak yang membutuhkan gizi cukup. Masih banyak rakyat yang perlu mendapatkan pekerjaan layak agar bisa hidup layak. Hal ini harus disikapi dengan serius dan mendapat dukungan dari semua pihak untuk dapat menyelesaikannya.